Peristiwa itu direkam para siswa dan diunggah di akun TikTok @classico0ne. Belakangan diketahui jika momen viral itu terjadi saat wisuda siswa MAN 3 Sleman yang digelar di Grha Sabha Pramana UGM pada Rabu, 8 Mei lalu.

Dalam video yang diunggah, nampak sejumlah murid kelas IPA 1 MAN 3 Sleman ini mengelilingi salah seorang guru. Mereka kemudian menyerahkan bingkisan dan meminta sang guru untuk membuka.

Sontak ketika bingkisan tersebut sudah dibuka dan dilihat isinya, siswa yang mengelilingi guru tersebut bersorak. Belakangan diketahui, guri tersebut merupakan wali kelas IPA 1 MAN 3 Sleman bernama Musrin.

"Gift terakhir untuk wali kelas," tulis keterangan dalam video itu seperti dilihat detikJogja, Kamis (13/6/2024).

Nampak setelah menunjukkan hadiah dari siswa, Musrin kemudian menunjukkan ponselnya yang sudah retak di bagian layar.

Saat dihubungi wartawan, Musrin mengaku tidak menyangka bakal diberi ponsel oleh siswanya. Walaupun memang saat momen perpisahan itu terkadang siswa memang memberi hadiah ke guru.

"Ya awalnya amat sangat tidak disangka-sangka dan jauh dari bayangan saya, amat sangat jauh, enggak ada dalam hati kecil itu nanti siswa itu akan memberi apa dengan saya. Tapi secara umum kalau perpisahan dengan wali kelas ya biasa pada memberi sesuatu, ya biasa saling memberi aja begitu," ujar Musrin, Kamis (13/6).

Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia itu menceritakan para siswa itu memberikan hadiah usai sesi foto. Musrin yang masih di atas panggung dihampiri siswanya dan diminta turun.

Mereka kemudian memberikan sebuah bingkisan kecil berbentuk kotak kepada Musrin.

"Saya terus turun dari panggung abis foto-foto, ya itu, ini dari kami wajib bapak terima wajib bapak buka di sini, lah itu. Loh loh ini apa ini, saya bilang gitu. 'Pokoknya wajib bapak buka di sini'," katanya.

Musrin mau tidak mau kemudian membuka hadiah itu di depan para murid. Awalnya dia tidak menyangka kalau isinya adalah ponsel.

Maklum, Musrin yang saban hari ngelaju untuk mengajar dari Klaten menuju MAN 3 Sleman di daerah Mlati. Dia berpikir awalnya siswa memberikan alat yang bisa menghemat BBM.

"Saya buka di situ, ya ada beberapa siswa yang memvideokan itu. Ya saya kan ngelaju, jauh dari Klaten-Jogja itu ya naik motor yang mungkin agak boros. Di dalam benak saya itu, itu menghemat BBM atau apa, setelah dibuka kok ternyata ya Allah," bebernya.

"Tapi yang namanya HP itu amat sangat jauh dari benak dan pikiran saya dan jauh dari bayangan saya," imbuhnya.

Awalnya, guru yang sudah mengabdi di MAN 3 Sleman sejak tahun 2005 itu sempat menolak hadiah itu. Namun, siswanya terus saja memaksa. Dalihnya, karena ponsel milik Musrin sudah retak di bagian layar meski menurutnya masih bisa digunakan.

"Ya saya mau nolak ya, 'pokoknya ini buat Pak Musin dari kami, harus bapak terima, itu HP-nya disimpan saja, pakai yang HP dari kami ini', begitu," tuturnya.

Namun, pada akhirnya dengan paksaan siswa-siswanya dan pengertian dari rekan sejawatnya, Musrin akhirnya menggunakan hadiah tersebut.

"Hp sudah dipakai to Pak? Alhamdulillah sudah, saya juga bilang itu," ucapnya.

Lebih lanjut, dia mengaku punya hubungan emosional dengan siswanya. Sebab, dia sudah menjadi wali di kelas tersebut sebanyak dua kali. Yaitu saat kelas 10 dan 12.

Dia pun mendoakan anak didiknya, agar bisa berguna bagi masyarakat dan sukses.