Wall Street Menurunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok



Thông tin phim


Random image

 jalanviral.com – Sejumlah lembaga keuangan terkemuka di Wall Street telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok untuk tahun ini, menyusul kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat yang mencapai total 104% terhadap berbagai produk impor dari Tiongkok.

Citi menjadi salah satu institusi pertama yang merespons ketegangan perdagangan AS-Tiongkok yang terus meningkat, dengan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Pemerintah Tiongkok sendiri menargetkan pertumbuhan sekitar 5% pada tahun ini. Namun, para analis dari Citi memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok akan turun 0,5 poin persentase, menjadi hanya 4,2%. Mereka menilai peluang tercapainya kesepakatan antara Beijing dan Washington dalam situasi saat ini sangatlah kecil.

Menurut analisis Goldman Sachs yang dirilis pada 8 April, kenaikan tarif impor AS hingga 104% yang mulai berlaku sejak 9 April berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi Tiongkok hingga 2,4 poin persentase. Sebelumnya, Goldman memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2025 berada di kisaran 4,5%.

Lebih rinci, Goldman memperkirakan bahwa peningkatan tarif pertama sebesar 50% dapat menurunkan PDB Tiongkok sebesar 1,5 poin persentase, sementara tambahan kenaikan tarif kedua sebesar 50% berikutnya hanya akan mengurangi 0,9 poin persentase. Ekspor Tiongkok ke AS sendiri mencakup sekitar 3% dari total PDB negara tersebut.

Dalam laporan yang dimuat di beberapa media, termasuk di jalanviral.com, dijelaskan bahwa efek tarif ini bersifat tidak linier. Artinya, kenaikan satu unit tarif tidak akan berdampak langsung terhadap satu unit pertumbuhan. Sebagian besar produk yang dikenai tarif tinggi merupakan barang yang hanya dipasok oleh Tiongkok, menjadikan proses pencarian alternatif pasokan di AS menjadi lebih rumit.

Tim analis Goldman Sachs menambahkan, apabila mantan Presiden Donald Trump kembali memberlakukan tarif tambahan yang lebih tinggi, dampak negatif terhadap ekonomi Tiongkok tidak akan jauh lebih besar dari kondisi saat ini karena tekanan yang sudah mencapai titik maksimum.

Ting Lu, Kepala Ekonom Tiongkok di Nomura, menyatakan bahwa lembaganya memperkirakan ekspor Tiongkok akan mengalami penurunan sekitar 2% tahun ini. Meski demikian, Nomura tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok di angka 4,5%, dengan mempertimbangkan skenario ketegangan perdagangan yang berkepanjangan.

"Dalam kondisi yang bergerak cepat dan sulit diprediksi seperti sekarang, sangat sulit memperkirakan secara akurat dampak perang dagang terhadap ekonomi Tiongkok," ungkap Ting Lu.

Sementara itu, Hao Zhou, Kepala Ekonom di Guotai Junan International, menekankan bahwa ketidakpastian ekonomi di Tiongkok terus meningkat. Ia menambahkan bahwa kemampuan memproyeksikan pertumbuhan kini menjadi semakin terbatas, terutama dengan kebijakan tarif AS yang terus meningkat.

Beijing dijadwalkan akan merilis data perdagangan bulan Maret awal pekan depan, serta laporan PDB kuartal pertama 2025 pada tanggal 16 April. Dalam pernyataan terbaru, Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, tetap menyatakan keyakinannya bahwa Tiongkok mampu menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan sehat, serta memiliki cukup instrumen kebijakan untuk mengatasi guncangan eksternal.

Untuk pembaruan lebih lanjut seputar isu ini dan berita internasional lainnya, kunjungi jalanviral.com – sumber terpercaya Anda untuk informasi terkini.

Random image image widget


Bỏ Qua Quảng Cáo

Sau 5 giây sẽ có nút "Bỏ Qua Quảng Cáo"

Đang lựa chọn dữ liệu nhanh nhất gần vùng.

Nhập mật khẩu 123 để xem!

X

Komentar Pedas