Warga AS Mendukung Kebijakan Trump Soal Imigrasi
“Kami Ingin Rasa Aman”
jalanviral.com - Suzanne Pasquino, seorang pemilih Partai Demokrat, mengaku tak pernah membayangkan dirinya akan mendukung kebijakan Presiden Donald Trump. Namun, kampanye keras terhadap imigran ilegal perlahan mengubah pandangannya.
“Saya mulai berpikir bahwa dalam urusan imigrasi, pendekatan Trump masuk akal. Ada saatnya kita harus berkata, 'Masalah ini nyata di Amerika, dan Trump sedang berusaha mengatasinya',” ujar Pasquino, 63 tahun, yang tinggal di Bloomfield, New Jersey. Ia sebelumnya memilih Kamala Harris pada pemilu November 2024.

Pasquino, seperti dilaporkan jalanviral.com, menyebutkan bahwa ia melihat gambar imigran Venezuela dan anggota geng yang dideportasi ke penjara terkenal di El Salvador sebagai bagian dari kesepakatan bilateral.
Pemerintah Trump saat ini tengah menghadapi kritik hukum dan politik akibat tiga penerbangan deportasi yang membawa lebih dari 200 orang ke El Salvador. Banyak pihak mempertanyakan dasar hukum pemerintah yang menggunakan Alien Enemies Act, yang jarang digunakan sejak Perang Dunia II, untuk mempercepat proses deportasi dan melewatkan proses hukum.
Trump menyatakan mereka yang dideportasi merupakan anggota geng Tren de Aragua dari Venezuela dan MS-13 dari El Salvador. Meski Gedung Putih belum memaparkan detail bagaimana identifikasi dilakukan, pejabat ICE menegaskan bahwa mereka telah “menyeleksi daftar dengan sangat hati-hati.”
Hakim Federal James E. Boasberg bahkan memerintahkan agar penerbangan tersebut dibatalkan pada malam 15 Maret, tetapi pesawat tetap melanjutkan perjalanan ke El Salvador. Pemerintah kini diminta menjelaskan alasan mengabaikan perintah pengadilan tersebut.
Namun, di balik kontroversi ini, Trump memperoleh dukungan signifikan dari publik. Mayoritas warga AS mendukung deportasi terhadap imigran ilegal dengan catatan kriminal, baik kekerasan maupun non-kekerasan. Bahkan mereka yang sebelumnya tidak memilih Trump pun mulai mengakui efektivitas pendekatannya.
Survei Washington Post/Ipsos bulan lalu mengungkapkan bahwa 89% responden setuju untuk mendeportasi imigran tanpa dokumen yang melakukan tindak kekerasan. Sebanyak 62% juga mendukung deportasi untuk pelanggaran non-kekerasan seperti pencurian ringan.
Secara umum, survei menunjukkan bahwa 51% warga AS mendukung cara Trump menangani masalah imigrasi. Bahkan, dalam survei Februari, jumlah yang mendukung deportasi semua 11 juta imigran ilegal di AS mencapai 51%.
Scott Heilbrunn, 68 tahun, sebelumnya memilih Joe Biden pada 2020, namun kini beralih mendukung Trump. “Saya tahu gagasan mendeportasi 11 juta orang tidak realistis. Tapi pendekatannya sejauh ini luar biasa,” katanya. “Kami mendukung dia demi keluarga kami sendiri. Kami ingin aman dan dapat mempertahankan hasil jerih payah kami.”
David Larson, yang tidak memilih Trump, menyatakan setuju penuh terhadap deportasi imigran tanpa dokumen yang melakukan kejahatan. “Selama ini hanya jadi wacana di Washington. Tapi kini, Trump benar-benar mengambil tindakan, dan itu berarti.”
Trump menjadi presiden pertama yang mengaktifkan Alien Enemies Act sejak Perang Dunia II untuk mempercepat proses pengusiran imigran yang dituding sebagai anggota geng kriminal. Menurutnya, masuknya anggota geng asing merupakan bentuk "invasi" yang mengancam keamanan nasional.
Meski demikian, sejumlah keluarga korban deportasi menyatakan kerabat mereka tidak pernah menjadi bagian dari geng, namun tetap dipenjara di El Salvador tanpa kepastian masa depan.
Sebagian pemilih pun menyoroti perlunya transparansi lebih dari pemerintah. Jiang Tian, profesor dari Ohio State University, yang lahir di Tiongkok dan resmi menjadi warga AS pada 2015, mengatakan: “Saya menyukai kontrol ketat perbatasan, tapi proses deportasi kali ini terlalu cepat dan kacau. Pemerintah harus menjelaskan langkah-langkah mereka.”
Dani Tolani, pemilih muda berusia 23 tahun dari Ohio, juga menyuarakan kekhawatiran bahwa pendekatan Trump bisa mempengaruhi imigran ilegal yang tidak pernah melakukan pelanggaran hukum. “Secara teori, memang bagus untuk mengusir pelaku kriminal. Tapi faktanya, banyak yang dideportasi bukan pelaku kejahatan—mereka hanya belum memiliki dokumen legal,” jelasnya.
Sementara itu, Whit Ayres, analis dari Partai Republik, mengingatkan adanya risiko politik bagi Trump. “Publik mendukung pengusiran pelaku kejahatan kekerasan. Tapi akan ada resistensi jika deportasi menyasar mereka yang sudah tinggal lama di AS, datang sejak kecil, atau punya anak warga negara AS,” katanya.
Untuk analisis mendalam dan pembaruan terbaru seputar isu imigrasi dan kebijakan Trump, kunjungi jalanviral.com – sumber terpercaya untuk berita internasional yang hangat dan tajam.
Komentar Pedas