Citra Satelit Ungkap Insiden Peluncuran Kapal Perang Korea Utara
jalanviral.com - Citra satelit terbaru menunjukkan kapal perusak milik Korea Utara mengalami kemiringan dengan bagian buritan terendam air, menyusul insiden saat peluncuran pada 21 Mei di galangan kapal kota Chongjin.
Dua analis dari Beyond Parallel—Joseph Bermudez dan Victor Cha—yang berada di bawah naungan Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di AS, mengungkapkan bahwa galangan kapal di Chongjin umumnya digunakan untuk membangun kapal barang, kapal nelayan, dan kapal keruk, serta hanya sesekali membangun kapal selam kecil dan kapal patroli.
“Galangan kapal ini jelas tidak memiliki keahlian teknis yang memadai untuk membangun dan meluncurkan kapal perusak generasi baru berskala besar seperti milik Korea Utara,” ujar kedua pakar. Mereka menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan tingkat kerusakan kapal tersebut maupun berapa lama proses perbaikannya akan berlangsung.
Kantor berita KCNA menyatakan kapal perusak berbobot 5.000 ton mengalami kerusakan parah akibat insiden dalam upacara peluncuran. Roda peluncur buritan bergerak terlalu cepat dan tersangkut, menyebabkan kapal miring dan bagian dasar rusak, sementara haluan gagal meninggalkan landasan miring.
Namun, pada 23 Mei, KCNA mengoreksi bahwa hasil pemeriksaan lanjutan tidak menemukan lubang di dasar kapal seperti dugaan awal. "Lambung sebelah kanan tergores dan sejumlah air laut masuk ke buritan melalui saluran drainase," jelas laporan tersebut.
Tim penyelidik menyampaikan kepada Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea bahwa dibutuhkan waktu 2–3 hari untuk mengeluarkan air dari kompartemen yang tergenang dan menstabilkan kapal, serta sekitar 10 hari untuk memperbaiki lambung.
Kapal ini adalah unit kedua dari kelas perusak Choe Hyon—kapal perang terbesar dan tercanggih yang pernah dimiliki Korea Utara. Salah satu fitur menonjolnya adalah 74 peluncur vertikal yang mampu membawa berbagai jenis rudal, termasuk rudal balistik.
Pakar militer Korea Selatan menilai insiden ini disebabkan oleh kurangnya pengalaman Korea Utara dalam meluncurkan kapal besar secara horizontal—metode yang umum digunakan di galangan sempit dan perairan dangkal seperti di Chongjin. Metode ini memang praktis untuk lokasi terbatas, namun tingkat keamanannya lebih rendah dibanding peluncuran vertikal.
Untuk itu, perhitungan teknis yang cermat sangat diperlukan. Galangan kapal harus mempertimbangkan banyak faktor untuk memastikan peluncuran yang aman—sesuatu yang tampaknya masih menjadi tantangan di Korea Utara.
Sebagai catatan, kapal pertama dari kelas Choe Hyon berhasil diluncurkan secara mengambang (floating dock) di pelabuhan Nampo pada 25 April lalu.
Kunjungi jalanviral.com untuk informasi terkini seputar isu-isu global, militer, dan perkembangan strategis lainnya. Jangan lewatkan berita-berita hangat dan terpercaya hanya di Jalan Viral.
Komentar Pedas