Kaesang Tanggapi Tuduhan Megawati Soal Penguasa Bak Orde Baru

Ketua Umum Partai Soidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep menanggapi pernyataan Presiden ke 5 RI, Megawati Soekarnoputri terkait pemimpin yang baru berkuasa tetapi lagaknya seperti pemerintah di Orde Baru.



Thông tin phim


Kaesang terus terang tak mengerti apa yang dimaksud Megawati lantaran dia sendiri tidak mengalami rezim yang disebut-sebut dalam pernyataan Ketum PDIP.

"Saya enggak tahu, maksudnya definisi seperti Orde Baru itu seperti apa dulu? Karena saya sendiri 'kan saya tidak mengalami. Karena waktu itu saya umurnya masih kecil, jadi saya enggak mengalami," ujarnya.

Akan tetapi, dia meyakini pemerintahan masa kini berbeda dengan masa Orde Baru di mana menurut beberapa referensi saat itu kebebasan berpendapat dibatasi.

Sementara, di masa kepemimpinan Jokowi, hemat Kaesang, hak menyuarakan gagasan atau ide tak dipermasalahkan kecuali mengandung penghinaan yang terlampau melewati batas.

"Teman-teman semua saya katakan, di medsos (media sosial) bila ngomong sesuatu menghina Pak Presiden ditangkap enggak?" ujarnya.

"Oke ditangkap ketika menghina terlalu jauh, tetapi apakah sebuah forum diskusi atau apa yang namanya, sampai ada orang yang menangkap atau melakukan seperti itu? Apakah ada? Enggak ada toh?" tutur Kaesang.

Oleh karena itu, Kaesang menilai pemerintahan masa kini berbeda dengan pemerintahan zaman Orde Baru.

Pernyataan Megawati

Belum lama ini Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyentil lawan politiknya sekaligus para pemimpin yang berkuasa dengan menyebut mereka bertingkah seperti pemerintah zaman Orde Baru.

"Mestinya Ibu nggak boleh ngomong gitu, tapi sudah jengkel. Tahu nggak, kenapa? Republik penuh dengan pengorbanan, tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru?" ujarnya.

Sindiran itu dilayangkan lantaran dia jengkel melihat segelintir orang tak lagi menghormatinya sebagai Presiden ke-5 RI.

"Kadang-kadang ya, kadang-kadang apa ya, saya manusia juga dong. Tetapi ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho," kata Megawati.

Di samping itu, Megawati juga menyinggung soal adanya indikasi tindakan intimidatif jelang Pemilu 2024.

"Bayangin, mengintimidasi, dia itu siapa sih? Kalau dia berani, loh kenapa saya enggak boleh. Kamu mesti lihat perundangannya, kamu sebagai apa, bolehkah kamu menekan rakyat?" ujarnya.***


Bỏ Qua Quảng Cáo

Sau 5 giây sẽ có nút "Bỏ Qua Quảng Cáo"

Đang lựa chọn dữ liệu nhanh nhất gần vùng.

Nhập mật khẩu 123 để xem!

X

Komentar Pedas