Rizki Juniansyah Sindir Pedas Pejabat Banten yang Cuma Cari Muka Lewat Prestasinya

Kritik yang dilontarkan oleh Rizki Juniansyah, peraih medali emas Olimpiade 2024, terhadap Pemerintah Daerah (Pemda) Banten menyoroti persoalan yang seringkali terabaikan dalam pengelolaan prestasi atlet di Indonesia. 



Thông tin phim


Sebagai seorang atlet yang telah mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional, Rizki mengungkapkan kekecewaannya terhadap minimnya apresiasi dari pemerintah daerah yang seharusnya menjadi pendukung utama kesuksesannya. 

Ia menyentil bagaimana pejabat daerah seolah hanya muncul saat ingin mencari popularitas, namun mengabaikan dukungan nyata yang dibutuhkan oleh para atlet di masa-masa persiapan dan pasca-keberhasilan mereka.

Sikap Rizki yang vokal terhadap kurangnya apresiasi ini memperlihatkan bahwa penghargaan terhadap prestasi olahraga di tingkat daerah sering kali masih bersifat simbolis dan tidak menyentuh kebutuhan nyata para atlet. Banyak atlet yang mengalami hal serupa di berbagai daerah di Indonesia, di mana mereka diabaikan selama proses persiapan dan hanya dihargai ketika telah mencapai prestasi besar. 

Padahal, dukungan berkelanjutan, baik secara finansial maupun moral, sangat penting bagi seorang atlet dalam perjalanan karirnya, terutama saat mereka harus menghadapi tekanan yang luar biasa dalam kompetisi internasional seperti Olimpiade.

Kritikan Rizki juga menunjukkan adanya jarak antara pemerintah daerah dan para atlet yang mereka wakili. Dalam hal ini, Pemda Banten seolah tidak memahami atau mengabaikan pentingnya peran mereka dalam mendukung atlet secara konsisten. 

Keberhasilan Rizki di Olimpiade seharusnya menjadi kebanggaan bagi Banten, tetapi minimnya apresiasi menunjukkan kurangnya kesadaran pemerintah daerah akan tanggung jawab mereka terhadap pengembangan potensi olahraga di wilayahnya. Apresiasi yang hanya muncul setelah keberhasilan tercapai menunjukkan bahwa perhatian mereka lebih pada citra publik ketimbang pembangunan berkelanjutan.

Lebih jauh lagi, pernyataan Rizieq tentang pejabat yang “mencari muka” menggarisbawahi masalah umum di Indonesia, dimana prestasi individu sering kali dimanfaatkan oleh pejabat untuk kepentingan politik atau pencitraan pribadi. Alih-alih memberikan dukungan yang berkelanjutan, mereka hanya muncul ketika prestasi sudah diraih dan sorotan media tertuju pada sang atlet. Sikap ini mencerminkan ketidakpedulian yang dapat menghambat perkembangan atlet-atlet muda lainnya yang mungkin merasa tidak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk meraih sukses.

Tanggapan dari Pejabat Gubernur Banten, Al Muktabar, yang menyatakan bahwa "kadedeuh" atau apresiasi untuk Rizki akan disiapkan menjelang HUT Provinsi Banten, justru semakin memperlihatkan betapa lambatnya respon pemerintah dalam memberikan penghargaan yang layak. 

Mengapa harus menunggu momen perayaan daerah untuk mengapresiasi seorang atlet yang telah berjuang di panggung internasional? Seharusnya penghargaan diberikan segera sebagai bentuk pengakuan atas jerih payah dan dedikasi Rizki, bukan sebagai bagian dari agenda seremonial.

Kasus Rizki Juniansyah ini semestinya menjadi pelajaran bagi pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk lebih peka terhadap kebutuhan atlet, tidak hanya ketika mereka meraih prestasi, tetapi juga dalam proses menuju keberhasilan tersebut. 

Apresiasi dan dukungan yang berkelanjutan akan memotivasi atlet-atlet muda lainnya untuk terus berjuang mengharumkan nama daerah dan bangsa. Pemerintah harus memastikan bahwa perhatian mereka bukan sekadar untuk kepentingan politik atau citra, melainkan benar-benar berdedikasi untuk memajukan olahraga dan mendukung para atlet yang berpotensi membawa kebanggaan bagi Indonesia.


Bỏ Qua Quảng Cáo

Sau 5 giây sẽ có nút "Bỏ Qua Quảng Cáo"

Đang lựa chọn dữ liệu nhanh nhất gần vùng.

Nhập mật khẩu 123 để xem!

X

Komentar Pedas