Trump Tuduh Obama Lakukan Pengkhianatan dalam Pemilu 2016
jalanviral.com – Mantan Presiden AS Donald Trump kembali menghebohkan publik dengan tuduhannya terhadap pendahulunya, Barack Obama, yang ia klaim sebagai dalang utama upaya “mencuri pemilu” pada tahun 2016. Trump menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk pengkhianatan dan menyerukan agar Obama dihukum setimpal.
Pernyataan ini disampaikan Trump pada 22 Juli di Ruang Oval saat menerima kunjungan Presiden Filipina, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. Ia menegaskan, “Dalang dari konspirasi ini adalah mantan Presiden Barack Hussein Obama. Dia bersalah. Ini adalah pengkhianatan. Semua istilah terburuk yang dapat Anda bayangkan—mereka mencoba mencuri pemilu, memanipulasi hasilnya, dan melakukan hal-hal yang bahkan belum pernah dibayangkan di negara mana pun.”
Tuduhan tersebut muncul hanya beberapa hari setelah Trump membagikan video bergaya simulasi penangkapan terhadap Obama, yang memicu kontroversi luas.
Sebagai informasi, menjelang akhir masa jabatannya pada 2016, CIA menyimpulkan bahwa Rusia telah campur tangan dalam pemilu AS untuk mendukung kemenangan Trump. Pemerintah AS kala itu menanggapi dengan mengusir sejumlah diplomat Rusia dan menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Meski begitu, laporan penyelidikan oleh Jaksa Khusus Robert Mueller pada 2019 menyatakan bahwa tidak ada cukup bukti bahwa tim kampanye Trump bersekongkol dengan Rusia. Namun, Mueller menegaskan bahwa Rusia memang melakukan intervensi secara sistematis dan meluas dalam pemilu AS.
Trump menganggap semua penyelidikan itu sebagai serangan politik untuk melemahkan pemerintahannya. Pada 22 Juli, ia kembali mengutip pernyataan Direktur Intelijen Nasional, Tulsi Gabbard, dan menyatakan bahwa pemerintah Obama telah melakukan kejahatan berat.
“Mereka mencoba menipu hasil pemilu, dan mereka ketahuan. Mereka harus menerima hukuman berat,” ujar Trump.
Ketegangan memuncak ketika Gabbard, pada 18 Juli, mengklaim telah menemukan bukti baru terkait “hoaks Rusia”, yang menurutnya menunjukkan bahwa Obama dan pejabat tinggi keamanan nasionalnya telah memalsukan dan mempolitisasi intelijen guna meluncurkan kampanye panjang untuk menjatuhkan Trump.
Gabbard kemudian aktif membagikan pernyataan di media sosial, bahkan menyiratkan bahwa ia mendesak Departemen Kehakiman untuk menuntut Obama atas dugaan pengkhianatan. “Tujuan mereka adalah menggulingkan Presiden Trump dan membatalkan kehendak rakyat AS,” tegasnya.
Sementara itu, juru bicara Obama menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya “terlalu absurd untuk diabaikan.”
“Mereka hanya upaya putus asa untuk mengalihkan perhatian publik,” ujarnya, sembari menyinggung bahwa Departemen Kehakiman AS tidak mempublikasikan dokumen terkait taipan Jeffrey Epstein.
“Tidak ada bukti dalam dokumen yang baru-baru ini dipublikasikan yang membantah kesimpulan luas bahwa Rusia memang berusaha ikut campur dalam pemilu presiden AS 2016, meskipun mereka tidak berhasil memanipulasi satu pun suara,” tambahnya. Pernyataan ini diperkuat oleh laporan bipartisan dari Komite Intelijen Senat pada tahun 2020 yang diketuai oleh Marco Rubio.
Untuk berita viral lainnya yang sedang ramai dibicarakan publik, jangan lupa kunjungi jalanviral.com – portal berita terpercaya yang menyajikan kabar terkini dengan sudut pandang tajam dan jernih.
Komentar Pedas