Viral Warga Cekcok dengan TNI di Bendungan BKB Semarang, Ini Kronologinya
Sebuah video berisi unggahan warga yang terlibat adu mulut dengan anggota TNI di Bendungan Banjir Kanal Barat (BKB) Semarang viral di media sosial (medsos). Cekcok itu diduga lantaran warga tidak terima saat mendapat imbauan larangan untuk tidak bermain perosotan atau berseluncur di Bendungan BKB karena berpotensi mengancam keselamatan.
Salah satu akun yang mengunggah video itu adalah akun Instagram @memomedsos_official. Tampak dalam video itu warga mengerumuni seorang anggota TNI. Mereka terlihat kesal dengan imbauan larangan supaya tidak lagi bermain seluncuran di Sungai BKB Semarang yang saat ini tengah viral dan menyita perhatian khalayak.
“Saya tidak melanggar hukum pak. Ini handphone saya, beli kuota saya sendiri. Jangan seenaknya, bapak anggota [TNI] mengayomi masyarakat. Kita cari hiburan masyarakat dan ini [bendungan BKB] gratis masyarakat umum. Jangan cari muka, harusnya mengayomi,” teriak seseorang dalam rekaman video tersebut.
Sayangnya, di video itu sangat minim informasi terkait kronologi peristiwa adu mulut antara anggota TNI dengan warga. Bahkan, tidak ada keterangan mengenai penyebab warga dengan anggota TNI tersebut bisa beradu mulut.
Koordinator Pintu Air Bendung Simongan, Bayu Wanapati, menyampaikan peristiwa cekcok warga dengan anggota TNI di Bendungan BKB Semarang terjadi pada Rabu (17/7/2024) sekitar pukul 15.00 WIB.
Semulanya pada hari Selasa (16/7/2024), Camat Semarang Barat, Lurah Preled, beberapa staf Kecamatan dan Lurah, serta Babinsa wilayah Preled melaksanakan kegiatan imbauan agar masyarakat tertib dan hati-hati saat bermain seluncuran.
“Bendung Simongan ini bukan wilayah Pemkot Semarang. Tanggung jawab di Kementrian PUPR dan ada larangan yang terpasang sehingga terjadi pro kontra. Sedangkan Wali Kota [Semarang] kemarin tidak melarang,” kata Bayu kepada Solopos.com, Kamis (18/7/2024).
Menurut Bayu, Babinsa Preled yakni Serma Dylan kemudian dimintai pendapat untuk mencarikan solusi mengenai pro kontra terkait larangan bermain di Sungai BKB tersebut. Demi keselamatan banyak orang, Serma Dylan mengambil keputusan kegiatan seluncuran itu harus dibubarkan.
“Bendungan BKB itu kan bukan tempat wisata, tempat ini berbahaya. Intinya ingin keselamatan anak-anak terjaga,” imbuhnya.
Keesokan harinya, Bayu dihubungi Serma Dylan untuk menanyakan kondisi diBendungan BKB. Setelah tahu kondisinya cukup ramai, Serma Dylan bergegas ke Bendungan BKB untuk memberi imbauan dan mencegah warga bermain di area berbahaya tersebut.
Ketika Serma Dylan mendatangi lokasi, tidak ada satu pun warga yang berani turun ke Bendungan BKB. Mereka yang hendak berseluncuran berkumpul di satu tempat.
“Dari sisi sebelah timur ada oknum warga yang turun. Terus memprovokasi kalau main seluncuran tidak dilarang. Babinsa lalu mengimbau supaya tidak bermain seluncuran,” paparnya.
Situasi kemudian tidak kendali, Bayu mengatakan banyak anak-anak dari sisi timur tetap turun dan bermain seluncuran. Warga kemudian memprovokasi dan menyudutkan Serma Dylan.
Komentar Pedas