Ekonomi Tiongkok Tumbuh Melampaui Perkiraan Analis



Thông tin phim


Random image
jalanviral.com - Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal II mencapai 5,2% secara tahunan, melampaui ekspektasi analis meskipun masih menghadapi tekanan dari lemahnya permintaan domestik dan ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Biro Statistik Nasional Tiongkok pada 15 Juli mengumumkan bahwa produk domestik bruto (PDB) negara tersebut tumbuh 5,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meskipun angka ini sedikit melambat dibanding kuartal I (5,4%), namun tetap lebih tinggi dari proyeksi dalam survei Reuters yang hanya memperkirakan 5,1%.
Penjualan ritel pada bulan Juni naik 4,8% secara tahunan—lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Produksi industri mencatat kenaikan 6,8%, sementara tingkat pengangguran perkotaan tercatat di level 5%.
Selama paruh pertama tahun ini, investasi aset tetap hanya tumbuh 2,8%, jauh dari harapan para ekonom.
Menurut Zhiwei Zhang, ekonom dari Pinpoint Asset Management, pertumbuhan PDB yang melebihi 5% sebagian besar ditopang oleh ekspor. Banyak perusahaan asing mempercepat pembelian barang dari Tiongkok dalam beberapa bulan terakhir, menjelang kenaikan tarif impor dari Amerika Serikat.
Laporan ini hadir di tengah berbagai tantangan internal dan eksternal yang dihadapi ekonomi Tiongkok. Dari krisis properti yang berkepanjangan, melemahnya konsumsi domestik, hingga ketegangan dagang dengan AS, semuanya memberikan tekanan pada ekonomi terbesar kedua dunia ini.
Pemerintah Tiongkok sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% untuk tahun 2025, sama seperti tahun sebelumnya. Pada bulan Mei lalu, pemerintah Beijing mengumumkan serangkaian kebijakan pelonggaran moneter, termasuk penurunan suku bunga pinjaman dan paket pinjaman berbunga rendah yang difokuskan untuk konsumsi rumah tangga dan sektor perawatan lansia.
Dalam konteks perdagangan, ketegangan dengan AS sempat memuncak pada April, ketika tarif impor terhadap produk Tiongkok sempat dinaikkan hingga 145%. Namun, kesepakatan sementara dicapai pada Mei, yang menetapkan pengurangan tarif secara bertahap—menjadi 30% untuk barang Tiongkok, dan 10% untuk barang AS. Selain itu, hambatan non-tarif juga direncanakan akan dihapus. Kedua negara kini menargetkan 12 Agustus sebagai batas waktu untuk mencapai kesepakatan dagang yang lebih berkelanjutan.
Beberapa sektor kini menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Indeks Manajer Pembelian (PMI) pada Juni mencapai 49,7 poin, naik dari bulan-bulan sebelumnya. Ekspor pun meningkat signifikan, tumbuh 5,8% pada Juni dibanding tahun lalu. Ekspor ke Asia Tenggara naik 16,8%, sedangkan ke Uni Eropa meningkat 7,6%.
Dalam pernyataan baru-baru ini, Huang Yiping, penasihat Bank Sentral Tiongkok (PBOC), menyarankan agar pemerintah menyuntikkan stimulus fiskal tambahan senilai 1.500 miliar yuan untuk mendorong konsumsi rumah tangga dan menyeimbangkan efek negatif dari kebijakan tarif AS. Ia juga menilai bahwa penurunan suku bunga lanjutan akan diperlukan untuk menjaga momentum pemulihan.
Untuk mengikuti berita ekonomi internasional terkini secara cepat dan ringkas, kunjungi jalanviral.com - sumber informasi yang terpercaya dan selalu diperbarui.


Bỏ Qua Quảng Cáo

Sau 5 giây sẽ có nút "Bỏ Qua Quảng Cáo"

Đang lựa chọn dữ liệu nhanh nhất gần vùng.

Nhập mật khẩu 123 để xem!

X

Komentar Pedas