Presiden Uganda Larang Impor Pakaian Bekas dari Barat, Sebut Bekas Orang Meninggal
Owino Market di Kampala, ibu kota Uganda, adalah tempat di mana orang orang kaya dan miskin berkumpul. Mayoritas pengunjung di sini mencari pakaian thrifting, yaitu pakaian yang sudah pernah dikenakan orang lain.
Meskipun bukan barang baru, harganya terjangkau, kualitasnya pun tetap baik.
Pakaian bekas ini biasanya berasal dari Eropa dan Amerika yang tidak lagi memerlukan pakaian tersebut. Bisnis membeli pakaian bekas ini dan mengekspornya ke Afrika.
Bisnis ini bernilai jutaan dolar.
Beberapa orang berpendapat bahwa permintaan akan pakaian bekas ini menunjukkan bahwa orang Afrika lebih memilih mode Barat daripada pakaian buatan Afrika.
Pada tahun 2017, Badan Amerika untuk Pembangunan Internasional berusaha untuk mencari tahu mengenai pakaian yang dibeli orang-orang di Timur Afrika.
Melansir dari VOA News, Sabtu (28/10/2023), studi mereka menemukan bahwa sekitar dua pertiga penduduk tujuh negara di Timur Afrika pernah "membeli paling tidak sebagian dari pakaian mereka dari pasar pakaian bekas."
Meskipun pakaian bekas populer, kini mereka menghadapi perlawanan yang semakin meningkat.
Presiden Uganda, Yoweri Museveni, yang berkuasa sejak tahun 1986, sejatinya telah mengumumkan pelarangan impor pakaian bekas pada bulan Agustus lalu.
Dia menyebut pakaian tersebut "dari orang yang sudah meninggal."
"Ketika orang kulit putih meninggal, mereka mengumpulkan pakaian mereka dan mengirimkannya ke Afrika," ujar Museveni.
Komentar Pedas